Muslimah Inspiration Rubric:
“Kisah ini adalah kisah nyata tentang seorang
Muslimah Arab (seorang ibu) yang kemudian menjadi seorang Mujahidah hebat di Afghanistan
demi membela Agama AlLah ketika Uni Soviet
menjajah tanah Khurasan, Afghanistan. “
***
Aku tinggal di Makkah, rumahku sangat dekat ke Baitullah.
Terlalu dekat sehingga kami dapat mendengar Adzan sangat jelas. Aku terinpirasi
oleh Barat dan jatuh menjadi korban propaganda mereka. Seperti halnya orang-orang
Arab lainnya (orang Arab yang terjebak dalam kelalaian -baca), aku tetap tuli
terhadap tangisan manusia yang tertindas.
Aku mengagumi style
orang kafir Barat. Setelah menyelesaikan pendidikanku, aku mendapatkan
pekerjaan di sebuah perusahaan penerbangan dan aku memutuskan untuk tinggal di
London. Setelah beberapa waktu, aku kembali untuk menikah. Aku sibuk dalam
mempersiapkan pernikahan pada saat temanku memberitahuku bahwa pertempuran
antara Islam dan Kufur telah dimulai di Afghanistan dan Soviet (Rusia) telah
datang dengan semua kekuatan mereka untuk memadamkan cahaya agama Allah. Soviet
membunuh dan merampok. Pada saat itu telah datang bagi kaum Muslimin untuk
bersatu dan memerangi kekuatan kafir ini dan bersiap untuk Jihad fi
SabililLah. Aku terkejut mendengar kata-katanya. Aku telah buta dengan
kemewahan dan pertempuran melawan orang-orang kafir bertentangan dengan
pikiranku secara total. Bangsa yang telah menunjukkan kepada kita jalan
kemajuan mengapa kita harus memeranginya? Aku mengatakan kepada teman Mujahid-ku,
mungkin kau telah marah?. Aku kembali ke rumah dan mengatakan berita ini kepada
ibuku.
Ketika aku menceritakan pada ibuku, aku memandang wajahnya.
Aku terkejut melihat ia menangis. Aku bertanya kepadanya mengapa ia menangis.
Ia mengatakan kepadaku dengan sedih: For
Allah's sake take me to Afghanistan I want to be martyred in the way of AlLah. “Demi Allah, bawa saya
ke Afghanistan, saya ingin menjadi syahidah di jalan AlLoh”. Kalimat ibuku itu seperti
petir menyambarku. Aku merasakan
kemuakan yang kuat dalam diriku sendiri. Wajah-wajah para ibu yang begitu
banyak yang telah menjadi korban penindasan oleh orang-orang kafir karena
kelalaianku mulai terbayang-bayang di mataku. Aku dapat melihat tangan-tangan
lemah mereka di dekat leherku. "Take
me to Afghanistan" suara ibuku mengjejutkanku kembali. Aku berkata
kepada ibuku tercinta :Dear mother you
don't need to go there I am ready to sacrifice on your behalf, "Ibu
sayang, kau tidak perlu pergi ke sana, aku siap berkorban atas namamu."
Ia
menjawab dengan tegas, "Aku ingin melibatkan diriku sendiri."
Aku mendapati diriku tidak berdaya di hadapan ketegasannya.
Kemudian kami memutuskan bahwa aku yang akan pergi ke sana pertama dan mengatur
tempat untuk tinggal dan hal-hal lainnya dan kemudian kembali membawa ibuku.
Ibuku sangat setuju.
Setelah sampai Pakistan, aku mengatur sebuah tempat untuk
tinggal dan kembali untuk membawa ibuku bersamaku ke Peshawar. Aku menemukannya
berada di rumah sakit dan menurut para dokter, ia berada di tahap akhir
hidupnya. Aku mengatakan kepadanya bahwa aku telah datang untuk membawamu untuk
Afghanistan. Mendengar ini, arus listrik langsung mengalir di tubuhnya dan
semua sakit itu menghilang.
The next day, aku terkejut melihat bahwa ibuku yang
hebat menjual semua barang-barang dan perhiasannya untuk menginfakkannya kepada
Mujahidin. Aku meninggalkan saudara-saudaraku menangis dan pergi bersama ibuku
ke Peshawar. Saat tiba di Peshawar, ia pun semakin resah untuk mencapai medan
tempur. Ketika aku meminta Amir untuk mengizinkan ibuku untuk berpartisipasi,
ia (Amir) memutuskan untuk berbicara sendiri kepada ibuku. Melihat Amir, ibuku
menjadi sangat-sangat gembira dan menyerahkan semua uang kepadanya. Amir
mengatakan kepada ibuku bahwa itu cukup darinya dan pergi ke medan perang tidak
sesuai untuknya. Ia (ibu) tidak berani menentang Amir tetapi ia menjadi amat
sedih. Sehingga ia pergi dan aku tetap tinggal dengan niat tetap di front
selama sisa hidupku.
Hanya dalam waktu singkat berlalu, aku diberitahu bahwa ibuku
sangat sakit dan menangis setiap saat karena kecintaan terhadap kesyahidan dan
bahwa ia mencapai Islamabad pada tanggal sekian dan sekian. Aku pergi ke
Islamabad. Keadaan emosional ibuku telah menyeretku ke dalam kegelisahan. Ia
berkata kepadaku bahwa saat ini ia datang untuk berkorban untuk kejayaan Islam
dan tidak ada niat untuk kembali. Aku membawa ibuku itu ke front Jalalabad.
Ibuku sangat bahagia sehingga air matanya tidak berhenti. Pada hari itu orang
kafir pasti bergetar. Tangan-tangan lemah dari wanita tua ini Nampak begitu
kuat.
Kami tiba di medan perang Jalalabad (salah satu kota di
Afghanistan -red). Semua Mujahidin muda mulai meneriakkan slogan-slogan
antusias karena melihat seorang wanita tua berperang demi kejayaan Islam.
Beberapa momen tidak akan pernah dapat dilupakan. Mereka menjadi bagian dari
sejarah.
Ibuku baru saja tiba di medan perang ketika musuh-musuh
Islam mulai menembakkan mortir-mortir untuk memadamkan cahaya Islam. Mereka
yang mengambil bagian dalam Jihad mengetahui bagaimana bahagianya momen seperti
itu bagi seorang Mujahid. Jadi, Mujahidin membawa ibuku yang tua untuk melawan
yang disebut "Super Power".
Ia meneriakkan Bissmillah dan AlLahu Akbar untuk menempatkan
mortir di meriam dengan ucapan Takbir, ia akan menembakkannya kepada musuh.
Lima jam ini bagaikan bencana bagi orang-orang kafir. Seperti biasa,
pesawat-pesawat Rusia membalas dengan membom daerah itu dengan pesawat-pesawat
mereka. Oleh karena itu, semua Mujahidin meninggalkan bunker mereka, tetapi wanita
Mujahidah ini tetap berdiri di tengah medan pertempuran. Ia mengangkat
tangannya untuk berdo'a kepada Allah Subhanahu wa Ta'la, ‘Ya Allah, karuniakan
aku kesyahidan”.
Dalam waktu yang sama ia berdiri di sana berdo'a untuk
memohon kesyahidan. Kemudian ia berdo'a seperti ini, O' Allah! If you haven't written martyrdom in my fate then give me a
wound in your way. I don't want to meet you without any signs of Jihad on the
Day of Judgment (Ya Allah, jika engkau tidak menuliskan kesyahidan dalam
takdirku maka berikan aku sebuah luka di jalanMu. Aku tidak ingin bertemu
dengan-Mu tanpa bekas apapun dari Jihad di hari Kiamat).
Do'anya dijawab, dan wanita hebat ini mendapatkan hadiah
cedera di jalan AlLah, ia kembali ke rumahnya dengan sangat bahagia, AlLahu
Akbar!.(Intikam Alfonsine)
Source:
Benefit of the Day Magz
Tidak ada komentar:
Posting Komentar