Minggu, 11 November 2012

PENJAJAHAN ATAS NAMA PEMBANGUNAN EKONOMI


K
etika persepsi seseorang berubah maka seketika itu pula sikap dia terhadap sesuatu itu berubah mengikuti  persepsinya tersebut. selain dibentuk oleh pemikiran, persepsi juga dipengaruhi oleh pandangan (opini) umum masyarakat. Sehingga, terkadang banyak persepsi-persepsi yang salah malah dianggap baik ditengah-tengah masyarakat. Begitu pula sebaliknya, banyak persepsi-persepsi yang benar malah dianggap buruk ditengah-tengah masyarakat. ketika seseorang mempunyai persepsi yang positif terhadap sesuatu maka dia akan bersikap mengikuti persepsinya tersebut, begitu pula sebaliknya.
                Akan halnya dengan pembahasan saya pada kesempatan ini. Tatkala masyarakat Indonesia mendengar kata pembangunan ekonomi maka 90% masyarakat Indonesia akan menanggapi positif hal tersebut. Sebab, diberbagai tingkatan pendidikan diajarkan bahwa pembangunan ekonomi itu adalah untuk menuju Indonesia yang lebih baik dengan mewujudkan kesejahteraan ekonomi. Benarkah bahwa pembangunan ekonomi yang digalakkan di Indonesia dan berbagai


negara berkembang lainnya adalah untuk mewujudkan kesejahteraan ekonomi di negara tersebut? Maka untuk mengetahui hal tersebut, kita harus membedah secara detail teori-teori pembangunan ekonomi yang dipakai selama ini dan fakta-fakta pembangunan ekonomi tersebut.
Memang benar bahwa kata “pembangunan” dan “pembangunan ekonomi” itu mempunyai konotasi yang positif. Hal ini ditinjau dari makna kata “pembangunan” itu sendiri. Akan tetapi tatkala pembangunan ekonomi itu disusun secara sistematis mengikut pada ideologi (pandangan hidup) tertentu maka pembangunan itu akan menjadi ambigu dan bersifat netral (bisa positif dan bisa pula negatif), tegantung pada ideologinya. Jika ideologinya benar, maka pembangunan itu akan diarahkan pada jalan yang benar pula dan semata-semata untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat. Begitu pula sebaliknya, ketika ideologinya rusak (tidak benar), maka pembangunan itu hanya akan menimbulkan kemudharatan, kerusakan dan penderitaan. Tidak bisa dipungkiri bahwa setiap negara mengadopsi ideologi tertentu untuk menjalankan pemerintahannya. Oleh karena itu, pembangunan ekonomi setiap negara akan mengikuti mekanisme ideologi yang diadopsinya tersebut. Jika suatu negara mengadopsi ideologi Kapitalisme maka pembangunan ekonominya harus sesuai dengan teori-teori sistem ekonomi Kapitalisme. Mustahil suatu negara yang berideologi Kapitalisme tetapi melaksanakan pembangunan ekonominya berkiblat pada sistem ekonomi Sosialisme atau sistem ekonomi Islam. Begitu pula dengan negara-negara yang berideologikan Sosialisme, dalam melakukan pembangunan ekonominya maka harus sesuai dengan teori-teori system ekonomi sosialisme.
Semenjak keruntuhan sistem Islam (Khilafah) di Turki pada tahun 1924 M dan setelah runtuhnya system Sosialisme yang ditandai dengan hancurnya Uni Soviet pada tahun 1989, maka ideologi (sistem) Kapitalisme menjadi satu-satunya ideologi yang menghegemoni di muka bumi ini. Amerika Serikat Cs. (Inggris, Prancis, dll.) dengan ideologi kapitalismenya menjadi adidaya baru dunia. Dan untuk menjaga kepentingan negaranya agar tetap menjadi adidaya dunia dan menjadi kiblat paradaban maka Amerika Serikat Cs. menyebarkan ideologinya tersebut keseluruh penjuru dunia terutama kepada negara-negara berkembang. untuk apa? untuk menjajah negara-negara tersebut agar mereka tunduk dan tetap berada di bawah ketiak Amerika Serikat Cs. Dan tanpa menunggu waktu yang lama, akhirnya misi Amerika Serikat berserta kawan-kawannya berhasil dan kapitalisme menjadi ideologi yang memimpin dunia. Lantas, yang menjadi pertanyaan besar bagi kita, mengapa kapitalisme diterima oleh bangsa-bangsa di dunia? Maka ada dua penyebab yang membuat Negara-negara (yang terjajah) tersebut menerima ideologi Kapitalisme, Yaitu:
1.  Tidak ada pilihan alternatif
Hal ini terjadi pada negeri-negeri yang penduduknya mayoritas non muslim. Keruntuhan ideologi Sosialisme membuat mereka tidak mempunyai pilihan lain selain menerima ideologi Kapitalisme. Mereka tidak mungkin mengambil ideologi Islam karena mereka sangat membencinya.
2.  Imperialisme (Penjajahan)
Hal ini terjadi pada negeri-negari yang penduduknya mayoritas Muslim. Mereka (umat Islam) terpaksa menerima ideologi Kapitalisme karena Amerika Serikat menggunakan metode baku ideologi tersebut untuk menyebarkan ideologinya di negeri-negeri kaum Muslimin. Metode baku Kapitalisme tersebut adalah Imperialisme (penjajahan). Amerika Serikat menggunakan penjajahan untuk menundukan negeri-negeri kaum muslimin karena pasca runtuhnya Sosialisme banyak umat Islam yang menuntut kembali penerapan syariat Islam dan samasekali tidak menghendaki penerapan ideologi apapun (selain Islam) di negeri mereka. Maka tidak ada jalan lain bagi Amerika Serikat untuk menundukan negeri-negeri kaum Muslim yang telah terpecah belah selain melakukan penjajahan. Penjajahan itu dilakukan secara fisik (perang fisik) dan secara non fisik (tipu daya: politik, ekonomi, budaya, pendidikan, dll.).
Negara yang dijajah secara fisik adalah mereka yang tidak mau menerima konsep Amerika Serikat Cs. (Kapitalisme) Dalam bentuk apapun seperti Afganistan dan Irak. Dan negara yang dijajah secara non fisik adalah mereka yang terkena tipu daya negara imperialis (AS) tersebut. Baik tipu daya itu melalui ekonominya, politiknya, budayanya, pendidikannya maupun sektor-sektor lainnya, seperti Indonesia. Akan tetapi pada kesempatan ini, pembahasan saya fokuskan pada tipu daya mereka di sektor ekonomi untuk menjajah negara berkembang (termasuk Indonesia). Penjajahan yang dilakukan Amerika Serikat secara fisik membuat negara itu mendapat julukan “penjahat perang” dari PBB. Oleh karena itu, saat ini Amerika Serikat tidak terlalu menggencarkan penjajahan fisiknya, karena takut hal itu membuat negara-negara lain berang terhadap mereka. Lantas, apa yang mereka gunakan untuk mempertahankan  hegemoninya? Ternyata mereka saat ini fokus pada model penjajahan Kapitalisme yang modern yakni “Developmentisme”. Mereka menjajah atas nama pembangunan ekonomi. Skenario yang mereka mainkan sangat lihai. Program pembangunan ekonomi yang mereka galakkan hanya ditujukan untuk negara-negara yang sedang berkembang. mengapa? Karena pada dasarnya mereka (Negara yang sedang berkembang) adalah negara yang kaya akan sumber daya alam. Mereka  membuat skenario bahwa mereka sebagai negara maju dan adidaya dunia ingin membantu negara yang sedang berkembang agar menjadi negara maju pula. Tetapi, apa yang terjadi? ibarat api jauh dari panggang, pembangunan yang mereka kampanyekan malah menjadi boomerang untuk negara berkembang. Developmentisme (pembangunan) menjadi alat penjajahan mereka terhadap negara-negara yang sedang berkembang. Dan tatkala ada masyarakat yang mengkritik model pembangunan tersebut maka mereka merasionalkannya melalui teori-teori ekonomi pembangunan (yang sebenarnya teori itu  berasal dari mereka sendiri). Sehingga para pakar ekonomi di negeri-negeri yang terjajah malah mendukung pembangunan yang mereka galakkan karena pemikiran (ekonom negeri tersebut) telah diracuni melaui dunia pendidikan tatkala mereka menempuh pendididikan. mereka diajarkan teori-teori ekonomi pembangunan tersebut, sehingga terbentuk persepsi yang positif terhadap model pembangunan ekonomi barat. ada 2 teori ekonomi pembangunan yang sering mereka (AS) gunakan untuk merasionalkan penjajahan mereka (yang berkedok pembangunan ekonomi), yaitu:
1.  The stage of growth theory
Teori ini berasal dari seorang pakar ekonomi pembangunan barat (ekonom kapitalis) yang bernama W.W. Rostow. Dalam teori ini menyatakan bahwa masyarakat di negara-negara berkembang itu adalah masyarakat yang tradisional. Dimana mereka itu goblok, bodoh, dan terbelakang. Sehingga mereka (masyarakat negara berkembang) harus mengikuti model pembangunan negara maju dan bekerjasama dengan mereka. Akibatnya, negara-negara berkembang tersebut menjadi budak-budak negara Imperialis tersebut. Lihatlah berbagai kekayaan alam mereka rampok atas nama pembangunan. Sebagai contoh apa yang terjadi di Indonesia: gunung emas di Papua di gali oleh perusahaan raksasa AS (PT. Free port) menjadi sebuah terowongan atas nama pembangunan, minyak bumi di Indonesia diserahkan pada investor asing atas nama pembangunan, dan berbagai macam kekayaan alam lainnya diserahkan kepada asing juga atas nama pembangunan. Padahal apa yang didapatkan Indonesia dari pengelolaan yang mereka lakukan? Ternyata Indonesia hanya mendapatkan recehan-recehan dan sebuah terowongan yang sangat luas. Indonesia diinstruksikan untuk melakukan pinjaman dana (berutang) kepada World Bank dan negara-negara maju atas nama pembangunan. Padahal melalui hutang luar negeri itulah Indonesia dijebak dalam debt trap (jebakan hutang) yang menyebabkan ketidakmandirian ekonomi Indonesia.Description: C:\Users\IBNU SINA\Documents\EKONOMI.png
2.  The Internationalist structural theory
Teori ini menyatakan bahwa setiap negara harus melakukan spesialisasi. Maka dari teori inilah lahir kesepakatan antara negara maju dengan negara berkembang, dimana kesepakatan tersebut adalah sebagai berikut:
“negara-negara maju memfokuskan pembangunannya pada sektor industri, sedangkan negara-negara berkembang memfokuskan pembangunannya pada sektor pertanian”.
Akibat dari teori ini, pengelolaan kekayaan alam (berupa tambang, minyak bumi, dsb.) dikelola oleh asing. Sebab, yang memiliki industri untuk mengelola kekayaan alam tersebut adalah mereka. Dan masyarakat di negara-negara berkembang hanya bisa menjadi penonton. Selain itu, yang memiriskan hati para petani di negara berkembang, ternyata negara-negara maju malah berkhianat pada kesepakatan tersebut. Mereka  ternyata bergerak pula di sektor pertanian untuk memenuhi kebutuhan masyarakatnya terhadap produk-produk pertanian bahkan mereka memberikan subsidi kepada masyarakatya yang mau bertani.  Selain itu, mereka juga memproteksi barang-barang pertanian dari negara berkembang. akibatnya, para petani di negara berkembang merana karena produk mereka tidak mempunyai pasar dan kalaupun ada maka harganya di obral (dibawah harga standar).
Joseph E. Stingliz  dalam bukunya yang berjudul “Globalization and descontens” mengkritik model penjajahan seperti ini (penjajahan terhadap negara-negara berkembang) sebagai akibat dari adanya  globalisasi. Dimana globalisasi terdiri dari pasar bebas dan privatisasi. Ide globalisasi yang didengung-dengungkan barat dapat mengatasi promlematika perekonomian malah menimbulkan ketidakstabilan ekonomi dan menjadi boomerang untuk negara-negara miskin dan berkembang.

          Oleh karena itu, Pembangunan yang digalakan oleh barat selama ini melalui lembaga-lembaga internasional hanyalah tipu muslihat mereka untuk menjaga hegemoninya di negara-negara yang sedang berkembang, sebab seluruh teori pembangunan yang mereka gunakan selama ini adalah teori pembangunan ekonomi kapitalisme. Selama sistem ekonomi suatu negara berkiblat pada sistem Kapitalisme maka selama itu pula negara-negara itu akan terjajah dan menjadi budak negara-negara Imperialis barat. ****************************

 Zulfikri Al-Akbar

BUKAN PENULIS BIASA


M
enulis, mungkin sebagian orang merasakan begitu sulitnya menuangkan kata dalam sebuah lembaran putih untuk menyusunnya menjadi sebuah kalimat. Walaupun hal itu begitu mudah kita bayangkan tetapi terasa sangat sulit untuk diimplementasikan menjadi sebuah karya nyata dalam bentuk tulisan. Itulah yang pasti dirasakan oleh setiap penulis pemula. Begitu susahnya menemukan sebuah awalan yang baik seolah pena terasa berat untuk digerakkan membuat sebuah untaian  kata. Pikiranpun membeku dan menemui jalan buntu. Tetapi janganlah berhenti sampai disitu sobat, teruslah berupaya membuka kebuntuan pikiran, mencoba sedikit demi sedikit menorehkan kata demi kata dan yakinlah sedikit lagi jalan terang akan segera terlihat. Pikiran yang tadinya membeku, sedikit dan pasti akan segera mencair menemukan berbagai ide.
Teruslah menulis kawan, torehkan saja penamu menuangkan apa yang kau rasakan, menuliskan apa yang engkau lihat dan  engkau dengarkan. walaupun tulisanmu tidak seindah goresan pena Habiburahman el shirazi, walaupun karyamu tidak sedalam tulisan KH. Hafidz Abdurahman tetapi tetaplah optimis untuk terus berbuat karena dengan berbuat berarti anda telah membuat sebuah tangga sebagai pijakan untuk meraih cita-cita menjadi seorang penulis hebat dangan karya-karya luar biasa. Bukan penulis biasa dengan karya-karya murahan.
Description: C:\Users\IBNU SINA\Documents\FOKUS.pngMenulislah untuk sebuah perubahan besar. Sesungguhnya goresan pena seorang penulis lebih tajam dari mata pisau. Maka arahkanlah penamu untuk mengukir sebuah revolusi suci yang dijanjikan dan membangun peradaban gemilang. Gunakanlah penamu untuk menyampaikan kebenaran melawan  kedzholiman dan ketidakadilan karena sesungguhnya sejarah umat ini ditulis dengan hitamnya tinta para ulama dan merahnya dara para syuhada.
Maka, menulislah mulai dari sekarang juga tuangkan saja segala pikiranmu karena sesungguhnya dengan menulis kita mampu merasakan sesuatu yang tidak akan pernah dirasakan oleh orang lain dan yang terpenting adalah karena sesungguhnya tulisan adalah sala satu wasilah yang efektif untuk menyampaikan dakwah
“Sahabat sekalian, dalam menjalani kehidupan ini memang sebuah mimpi sangat diperlukan. Tetapi terkadang kita sering bermimpi yang berlebihan sehingga kitapun lupa untuk merealisasikannya menjadi sebuah kenyataan. Kita kadangkala teralu memenuhi kehidupan ini dengan sebuah impian-impian indah tanpa ada upaya untuk melakukan aksi nyata mewujudkan mimpi itu. bahkan kita sering meremehkan kerja dan usaha orang lain untuk mengukir sebuah cita-cita walaupun memang cita-cita itu dimulai dengan sesuatu yang belum berarti. Kita sering mengkritisi karya orang lain dengan mengatakan tidak berbobotlah dan menganggap kita lebih hebat dari mereka.  Padahal kata mario teguh “kita sering menilai diri kita dari apa yang kita anggap bisa untuk kita lakukan, padahal orang lain menilai diri kita dari apa yang sudah kita lakukan”. Maka berbuatlah karena dengan berbuat sesuatu yang mustahil akan menjadi sangat mungkin untuk dicapai.”

###############---------############


KEN Abdullah Timur (Rakyat Kendari)

SUMPAH PEMUDA DI UJUNG TANDUK


S
ekitar 84 tahun yag lalu tepatnya pada tanggal 28 oktober 1928 ratusan pemuda dari berbagai suku dan daerah berkumpul guna mendeklarasikan hasil putusan mereka yang kemudian dikenal dengan sumpah pemuda. Dan hingga saat ini dijadikan hari bersejarah bagi bangsa indonesia yakni hari sumpah pemuda. Tidak jarang pula disekolah maupun di kampus-kampus  diadakan acara dialog, seminar maupun aksi turun kejalan guna merefleksikan hari sumpah pemuda ini.

Tapi siapa menyangka jika sebenarnya sumpah pemuda yang diperingati tiap tahunnya itu tidak memiliki dokumen dan bukti sejarah yang otentik. Hari sumpah pemuda merupakan suatu rekonstruksi simbol yang sengaja dibentuk kemudian setelah sekian lama peristiwa tersebut berlalu yaitu adanya pembelokan kata  Poetoesan Congres” menjadi kata  Sumpah Pemuda”. ini bisa terjadi karena sebagai cara Soekarno untuk memberikan peringatan keras kepada kelompok pejuang islam yang kala itu muncul yang katanya menentang keutuhan bangsa Indonesia.
Sebelum tahun 1928 pergerakan pemuda Indonesia sangatlah banyak. Beragam pula tujuan dan asasnya. Sebagai contoh, Jong Ambon, Jong Java, Jong Sumatera. dan juga ada pergerakan pemuda Islam yang memang menjadikan Islam sebagai ikatan di antara mereka. Namun, seperti sudah kita ketahui sejarahnya, mereka disatukan dalam ikatan yang lebih besar. Jadilah pemuda-pemuda yang tadinya tercerai-berai di berbagai daerah -termasuk yang menjadikan Islam sebagai tujuannya- bersatu dalam semangat Indonesia dalam ikatan Nasionalisme ;Indonesia. Tanah air, bangsa, dan bahasa yang satu, yakni Indonesia.
Kemudian pada kongres pemuda II tepatnya pada tanggal 28 Oktober 1928 di Jakarta, barulah  isi dari dari sumpah pemuda ini dikumandangkan, lihat saja isi dari sumpahnya:: 1. Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia. 2. Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertanah air satu, tanah air Indonesia. 3. Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. yang menjadi pertanyaan adalah dimanakah peran pemuda Islam kala itu? dan kenapa tidak ada satupun peran agama dalam putusan kata-kata sumpah pemuda itu?
Ikatan Yang Rapuh
Jika kita mecermati sumpah pemuda ini dengan seksama akan kita dapati begitu lemah dan rapuhnya  ikatan yang mengikat sumpah pemuda ini. Karena nasionalisme tidak layak untuk dijadikan pengikat di antara pemuda apatah lagi  warga Indonesia. Kenapa bisa begitu?
Pertama, karena mutu ikatannya rendah, sehingga tidak mampu mengikat antara manusia satu dengan manusia lainnya tatkala menuju kebangkitan dan kemajuan. Kedua, karena ikatannya bersifat emosional, yang selalu didasarkan pada perasaan yang muncul secara spontan dari naluri mempertahankan diri, yaitu untuk membela diri. Disamping itu sangat berpeluang untuk berubah-ubah, sehingga tidak bisa dijadikan ikatan yang lang­geng antara manusia satu dengan yang lain. Ketiga, karena ikatannya bersifat temporal, yakni muncul saat membela diri karena datangnya ancaman. Sedangkan dalam keadaan stabil, yaitu keadaan normal, ikatan ini tiada lagi berarti. Dengan demikian, tidak bisa dijadikan pengikat antara sesama manusia.
Oleh karena itu di saat ini ada dan tidak adanya sumpah pemuda itu, kondisi negeri ini sama saja. Bahkan lebih buruk. seharusnya pemuda sebagai corong perubahan dapat berfikir secara mendalam guna menyelamatkan negeri ini dari kehancuran. Sudah saatnya pemuda menjadikan Islam sebagai pengikat idealismenya. itulah ikatan aqidah Islamiyah. Satu-satunya ikatan yang akan mengikat baik dunia maupun akhirat.
Tidak layak pemuda saat ini memperjuangkan nasionalisme apatah lagi kapitalisme-demokrasi. oleh karenanya ditengah kondisi bangsa yang tengah berada dalam cengkraman Kapitalisme-demokrasi ditambah lagi para penguasa yang tiran, seharusnya para pemuda khususnya mahasiswa mampu tampil sebagai juru selamat atas permasalahan yang melanda bangsa ini. Daya nalar yang kritis ditopang dengan naluri perubahan yang terus menggelora menjadikan dirinya sebagai lokomotif perubahan yang akan membawa negeri ini ke arah yang lebih baik. Tentunya harapan mahasiswa tidak lagi mengambil sistem Demokrasi yang lahir dari rahim Kapitalisme.
Dengan daya analisis dan kritis yang cukup baik mahasiswa wajib tidak berharap pada sistem Demokrasi. Prinsip dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat yang selama ini dikumandangkan dan disuarakan oleh para pemuja Demokrasi hanyalah ilusi dan omong kosong belaka. Yang pada faktanya gagal mewujudkan kesejahteraan dan tidak bisa lagi dipertahankan apatah lagi jika berharap pada sistem Sosialis-komunisme juga tidak bisa lagi dharapkan karena sejak dulu telah menemui ajalnya dan tidak akan bisa bangkit lagi. Jadi sistem apakah yang berhak menggantikan sistem Demokrasi? jawabannya adalah sistem Islam yang berasal dari Sang Maha Benar. itulah Ideologi Islam.
Artinya saat ini kita hanyalah berharap pada sistem Islam guna mengawal peradaban najis Demokrasi menemui ajalnya dan digantikan dengan sistem syariah Islam. menuju negeri yang aman sentosa. negeri yang Rahmatan lil Alamin.
Oleh karena itu, setelah kami melihat fakta sumpah pemuda yang hanya ilusi Demokrasi dan tidak mampu menjawab tantangan ideologi penjajah maka kami mahasiswa Indonesia telah bersumpah yang tertera dalam sumpah mahasiswa islam indonesia (KMII,18/10/2009), bahwa :
1.       Dengan sepenuh jiwa kami yakin bahwa sistem sekuler baik dalam bentuk Kapitalisme-demokrasi maupun Sosialis-komunis adalah sumber penderitaan rakyat dan sangat membahayakan eksistensi Indonesia dan negeri-negeri muslim lainnya.
2.       Dengan sepenuh jiwa kami yakin bahwa kedaulatan sepenuhnya harus dikembalikan kepada ALLAH SWT – Sang Pencipta Alam Semesta Manusia dan Kehidupan- untuk menentukan masa depan Indonesia dan negeri-negeri muslim lainnya.
3.       Dengan sepenuh jiwa kami akan terus berjuang tanpa lelah untuk tegaknya syariah Islam dalam naugan negara Khilafah Islamiyah sebagai solusi tuntas problematika masyarakat Indonesia dan negeri-negeri muslim lainnya.
4.       Dengan sepenuh jiwa kami menyatakan kepada semua pihak bahwa perjuangan yang kami lakukan adalah dengan seruan dan tantangan intelektual tanpa kekerasan.
5.       Dengan sepenuh jiwa kami menyatakan bahwa perjuangan yang kami lakukan bukanlah sebatas tuntutan sejarah  tetapi adalah konsekuensi iman yang mendalam kepada ALLAH SWT.
 
Olehnya itu sangat tepat jika kita mengatakan sumpah pemuda sudah di ujung tanduk karena jika sumpah seperti ini tetap dipertahankan, tunggulah kehancuran negeri ini. bersumpahlah hanya untuk ALLAH demi menegakkan yang hak berdasar pada aqidah Islam bukan pada aqidah pancasila ataupun aqidah sekuler. karenanya saya sampaikan pesan kepada seluruh pemuda Islam khususnya mahasiswa Islam “BERJUANGLAH DEMI TEGAKNYA IDEOLOGI ISLAM….!!!, salam perjuangan.


Mas Eik’

SUMPAH PEMUDA, IKRAR SEMU YANG KIAN REDUP


P
eristiwa Sumpah Pemuda merupakan suatu pengakuan dari Pemuda-Pemudi Indonesia yang mengikrarkan satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa. Sumpah Pemuda dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928 sebagai hasil rumusan Kongres Pemuda II Indonesia yang hingga kini setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda. Konon, rumusan Sumpah Pemuda ditulis Moehammad Yamin pada sebuah kertas ketika Mr. Sunario, sebagai utusan kepanduan tengah berpidato pada sesi terakhir kongres. Sumpah Pemuda mempunyai makna yang sangat mendalam bagi bangsa ini, sumpah ini  berisi ikrar bersatunya dan disatukannya tunas-tunas bangsa oleh kesamaan tanah air, bangsa dan bahasa. Sumpah ini juga kian mengokohkan komitmen para pemuda sebagai bagian dari NKRI yang harus senantiasa dijaga dan dipertahankan dari segala macam tantangan, ancaman maupun krisis. Dengan sumpah ini, para pemuda juga diharapkan mampu merekatkan ikatan satu sama lain agar Indonesia tetap kokoh dan bertahan di tengah badai krisis global yang mengancam negeri ini diberbagai lini kehidupan.

Sebagai sebuah refleksi terhadap perjalanan sejarah sumpah pemuda yang telah terikrar selama 84 tahun silam, maka sudah sepantasnya pemuda masa kini mampu menilai gambaran objektif aktifitas pemuda saat ini yang jelas kian jauh dari spirit pemuda masa lalu. Saat ini pemuda begitu mudahnya menggadaikan idealismenya untuk kepentingan sesaat. Kebanyakan  mereka terlahir dari dunia kampus yang kental dengan nuansa intelektual tapi tak jarang mereka menjadi pengemis-pengemis intelektual, bergerak mengatasnamakan rakyat tapi ada aktor belakang layar yang mendesain. Kondisi ini semakin menjauhkan mereka dari potret pemuda masa silam yang dalam lintasan sejarah yang panjang banyak menorehkan tinta emas dalam peralihan peradaban.
Disisi lain, harapan untuk  mengokohkan NKRI sebagai satu kesatuan utuh yang juga merupakan makna filosofis yang tersirat dalam ikrar sumpah pemuda, kian hari kian redup. Cengkraman ideologi Kapitalisme global dalam seluruh dimensi kehidupan telah menjadikan aset-aset negara begitu mudahnya digadaikan. Negeri yang begitu kaya akan sumber daya alam tetapi kekayaan itu tidak dinikmati oleh rakyat secara merata dan hanya dikuasai segelintir orang yang menjadi kaki tangan penjajah. Demikian pula halnya dengan impian untuk menyatukan diri dalam satu kesatuan NKRI, kian sirna. Kegagalan negara dalam melakukan integrasi sosial, telah mengancam negeri ini untuk masuk dalam jurang perpecahan dan disintegrasi. Masuknya budaya asing secara tersistematis melalui sekularisasi budaya telah menggeser nilai-nilai kearifan lokal ketimuran menjadi model dan gaya hidup barat yang kian menjauhkan dari nilai-nilai etika, moral dan agama.
Bertolak pada gambaran realitas pemuda masa kini yang makin jauh dari pemuda pejuang dambaan umat serta orientasi arah perjuangannya yang makin menjauhkan dari perubahan sesungguhnya maka sudah saatnya pemuda masa kini menjadikan ideologi Islam  sebagai landasan perjuangan. Adanya motivasi surga yang dijanjikan oleh pencipta manusia sudah seharusnya menjadikan kita bangkit dan berteriak dari tidur panjang kita menyerukan perubahan hakiki.
Demikian pula dengan orientasi dan arah perjuangan, pemuda pejuang tidak akan menjadi penyeru pada ashobiyah modern yang bernama Nasionalisme. Sekat dan batasan teritorial Nasionalisme ini hanya menjadikan bangsa ini menjadi bangsa lemah tak berdaya ketika berada dalam tekanan dan intervensi asing. Pemuda pejuang dambaan umat hanya mengangkat bendera Islam dalam barisan perjuangan mereka. Mereka bangkit memperjuangkan tegaknya negara Khilafah Islamiyah sebagai satu-satunya institusi yang mampu melakukan integrasi sosial dalam satu ikatan aqidah Islam tanpa batasan dan sekat nasionalisme sempit. Itulah hakekat pemuda serta orintasi perjuangan yang sejati.





*******--------********

Mahmud Al-Faiz